Skip to main content

Hadirnya petinggi DPR pada kampanye calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump yang menuai kritik pedas di Masyarakat. Bahwasannya perilaku ketua DPR dan rombongannya tersebut dianggap tidak pantas dan menghamburkan uang negara ditengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat ini. “Kedatangan Ketua DPR dan Rombongannya layaknya Indonesia seperti negara kecil yang bisa dibuat lelucon oleh Amerika” Kata Sekjend FITRA Yenny Sucipto dalam rilisnya, kemarin di Jakarta.

Menurut Yenny, ketua DPR RI Setya Novanto dan Fadli Dzon yang dalam fotonya nampak Selfie, memberikan kesan seakan mereka selfie di AS dengan Uang Rakyat. “Kunjungan Ketua DPR dan Perilaku ‘Memalukan’ ke AS Boroskan Uang Negara sebesar 4,8 M” tambh yenny. FITRA mencatat,pada tahun 2015 anggaran perjalanan dinas DPR cukup tinggi kurang lebih :

1. Anggaran Perjalan Dinas Pelaksanaan Fungsi Legislasi : Rp. 123.887.811.000

2. Anggaran Perjalanan Dinas Pelaksanaan Fungsi Anggaran Rp. 16.457.442.000

3. Anggaran Perjalanan Dinas Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Rp.139.955.867.000

Berdasarkan penelusuran FITRA rincian biaya ke AS tidak transparan. Tidak dijelaskan secara transparan ke publik oleh Sekjen DPR. Jika mengacu pada tahun sebelumnya, perjalanan ke london anggaran mencapai hingga mencapai diatas Rp15 Miliar.

Untuk itu, FITRA membut kajian riil terkait perjalanan dinas ke AS berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan 53/PMK.02/2014 Standar Tentang Biaya Masukan 2015 ( termasuk biaya tiket, uang saku dan hotel perjalanan Dinas )

Temuan : ( Standar Dollar )

1. Biaya Pesawat ke AS 14,428 $ satu perjalanan.

2. Uang Harian 527 $ / anggota DPR

3. Hotel @ 1312,02 $ / malam

Maka Jumlah Anggaran untuk 9 orang ke AS selama 12 hari : Rp. 4.631.428.800 (Asumsi paket Hemat Sesuai Aturan PMK). “Kami menduga,  Diperkirakan anggaran lebih besar bisa lebih 10 M dengan asumsi berbagai tunjangan” terang Yenny.

Fitra menilai,Anggaran Biaya Perjalanan Dinas DPR ke AS tidak transparan dan berpotensi ada kemahalan harga (mark up) karena sistem lumsum. Hal  memboroskan anggaran apalagi saat dolar naik. “selain itu Agenda kunjungan ke AS tidak jelas, bahkan foto2 dengan politikus AS justru membuat rakyat Indonesia malu. Ini bentuk pemborosan keuangan negara” tutur Yenny. Ditambahkan lagi oleh Yenny, Sepulang dari AS mendatang FITRA akan menagih akuntabilitas biaya perjalanan dinas ini. /RedaksiFITRA

Jakarta 7 September 2015

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.