Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengungkap, anggaran terbesar di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) hanya untuk menggemukan pegawainya saja. Sedangkan anggaran untuk tugas menjaga keamanan masih terlalu “kurus” alias sedikit.
Sekjen Fitra, Yuna Farhan, memaparkan, pada RAPBN 2013, anggaran Polri mencapai Rp 43,4 triliun atau terbesar keempat dari seluruh Kementerian/Lembaga. Anggaran ini meningkat Rp 3,7 triliun dari APBN 2012, yakni Rp 39,7 triliun.
“Anggaran kepolisian banyak diperuntukan untuk belanja pegawainya,” kata Yuna dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (12/10/2012).
Berdasarkan catatan Fitra, lanjut Yuna, alokasi anggaran belanja pegawai 2013 mencapai Rp 29 triliun atau mencapai setengah dari pagu. Hal ini terus terjadi dari 2 tahun ke belakang.
“Pada 2011 anggaran belanja Rp 19 triliun menjadi Rp 28 triliun pada 2012. Ini berarti meningkat Rp 9,2 triliun,” ujar Yuna.
Hal ini berbeda jauh dengan alokasi anggaran untuk keamanan dan ketertiban yang hanya sebesar Rp 7,7 triliun untuk tahun depan. Bahkan, angka ini harus dipotong sebesar Rp 2,3 triliun untuk program keamanan dan keselamatan lantas.
“Polri lebih suka memberikan anggarannya bagi peningkatan pelayanan keamanan dan keselamatan dibidang lantas dari pada untuk anggaran keamanan masyarakat,” tukas Yuna.
Kondisi ini, imbuh Yuna, dapat berakibat tidak tertanganinya konflik horisontal secara cepat, lantaran kurangnya anggaran untuk operasi keamanan pada wilayah konflik. (Eka Apriyanti)
Sumber: SorotNews.com