Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) dengan dukungan Ford Foundation akan menjalankan kegiatan “Budget Literacy Forum” yang memiliki fokus utama mengedukasi dan mengampanyekan isu penganggaran publik dalam berbagai sektor pembangunan kepada masyarakat.
Dalam konteks ini, FITRA berefleksi perlunya diskursus yang lebih komprehensif dan kooperatif pada ragam isu tersebut. Sebab, meski pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk berbagai sektor, tetapi masih terdapat ketidakmaksimalan dalam alokasi anggaran, pemanfaatan, dan dampaknya.
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemantauan anggaran sangat dibutuhkan. Ini dilakukan tentu demi meningkatkan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran dan transparansi dalam pengambilan keputusan tentang alokasi anggaran di sektor lingkungan. Pada isu sektor lingkungan, FITRA memberi fokus pada suatu pendekatan yang dinamakan green budgeting. Sebuah pendekatan penting yang dapat membantu mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan, sambil tetap memperhatikan kebutuhan ekonomi dan sosial. Anggaran hijau atau green budgeting adalah konsep penganggaran yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dalam pembuatan keputusan mengenai pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Green budgeting juga dapat membantu memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan publik, dengan memastikan bahwa pemerintah memberikan laporan yang jelas mengenai bagaimana dana publik digunakan untuk mendukung keberlanjutan dan perlindungan lingkungan.
Untuk menjamin perbaikan tata kelola anggaran ini, kami berharap adanya partisipasi publik secara aktif yang dapat diwujudkan dengan melakukan kampanye bersama. Partisipasi kaum muda, terutama mahasiswa di era ini menempati posisi yang sangat strategis dalam kebijakan publik. Hal demikian disebutkan bahwa lebih dari 60% penduduk Indonesia didominasi oleh usia produktif. Maka dari itu, demi meningkatkan kesadaran dan pemahaman publik utamanya kaum muda, perlu diberikannya ruang yang lebih terbuka dan partisipatif. Di samping itu, pelibatan unsur publik lainnya perlu dielaborasi sebagai bentuk kebersamaan visi dan misi. Dari itu kami juga ingin memunculkan napas perjuangan yang sama dengan menghadirkan para sejarahwan, budayawan, seniman dari kalangan mahasiswa maupun umum yang tentu berperan besar dalam pembangunan bangsa