Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengungkapkan temuan riset mereka terkait penggunaan pagu anggaran 2014 untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015. Menurut Fitra, sejumlah kerugian akan mendera DKI bila menggunakan pagu anggaran 2014, meski segelintir keuntungan juga akan didapat. “Ruginya, anggaran-anggaran aneh masih terlokasi pada APBD. Anggaran banjir juga tidak akan meningkat, pembangunan Jakarta juga akan macet karena anggaran yang digunakan sebelumnya hanya untuk perawatan. Pertumbuhan ekonomi DKI juga akan terhambat, tidak akan mencapai 6,3 persen karena anggaran tidak mendukung,” kata Sekjen Fitra Yenny Sucipto, dalam diskusi di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Minggu (22/3/2015). Fitra juga menyoroti pendapatan DKI yang tidak akan terserap dengan baik. Bahkan potensi untuk korupsi menjadi lebih tinggi karena beberapa proyek pengadaan di tahun sebelumnya sudah terindikasi mark-up. [Baca: Ahok Harap DPRD Insyaf dan Sadar Terbitkan Perda APBD 2015] “Penyerapan APBD berpotensi akan semakin rendah, tahun 2014 hanya 80 persen bisa jadi delapan bulan ke depan hanya 70-75 persen. Tak hanya itu, sektor pajak DKI tergolong tinggi tahun 2014 lalu, meski begitu pendapatan itu tidak akan bisa terpakai karena APBD mengacu pada tahun sebelumnya,” ujar Yenny. Meski begitu, Fitra juga memaparkan keuntungan yang didapat DKI bila menggunakan pagu anggaran 2014. Menurut mereka, dengan penggunaan anggaran tahun 2014, rencana pengeluaran tunjangan kinerja daerah (TKD) pegawai DKI yang mencapai Rp 10 triliun tidak akan terakomodir. Selain itu, anggaran siluman sebanyak Rp 12,1 triliun juga akan gugur.
Sumber : kompas.com
22 Maret 2015