Jakarta, 12 Januari 2019
Polri diminta lebih gesit menangani kasus teror, yang menyasar dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo dan Laode M Syarif. Pembiaran teror dinilai bisa menghambat pemberantasan tindak pidana korupsi di tanah air.
“Mendesak pihak kepolisian untuk segera menemukan pelaku teror dan memprosesnya secara hukum,” kata Sekjen Forum Indonesia untuk Transparasi Anggaran (FITRA) Misbakhul Hasan melalui keterangan tertulis, Jakarta, Jum’at, 11 Januari 2018.
Upaya kepolisian yang sigap membentuk Tim Bersama (Polri-Densus 88, dan KPK) untuk menyelidiki pelaku teror bom disambut baik. Namun, FITRA meminta kepolisian tetap siaga memberikan perlindungan kepada pimpinan KPK dan keluarganya.
Terpenting, kata Misbakhul, polisi bisa segera menemukan pelaku dan dalang teror yang menimpa Novel Baswedan. Alasannya, serangkaian teror bom yang menimpa kediaman pimpinan KPK diduga buntut dari belum tuntasnya kasus Novel Baswedan.
“Karena pembiaran terhadap kasus ini akan semakin meningkatkan kepercayaan diri pelaku dan mendegradasi kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri,” kata Misbakhul.
Teror bom terjadi di kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo di Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat sekitar pukul 06.30 WIB. Ditemukan tas warna hitam yang berisi barang yang sebelumnya diduga bom rakitan jenis high explosive. Setelah penyelidikan, polisi memastikan bom di dalam tas di rumah Agus palsu.Teror juga menyasar rumah Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif di Kalibata, Jakarta Selatan, sekitar pukul 05.30 WIB. Penghuni rumah menemukan botol berisi spirtus yang dilengkapi sumbu api. Hingga kini polisi masih terus mengejar pelaku teror.
Sumber: http://news.metrotvnews.com/hukum/ybDzYpPK-polisi-didesak-segera-ungkap-pelaku-teror-kpk